Penistaan Yahudi Terhadap Masjid Al Aqsha
Kaum yahudi telah banyak sekali melakukan penistaan terhadap Masjid al-Aqsha hal itu biasa dilakukan oleh pemukim ilegal yahudi yang dibantu oleh pasukan penjajah yahudi. Seperti, bulan lalu Masjid Al-Aqsha dan Yerusalem menyaksikan serangkaian insiden dan banyak serangan oleh pasukan pendudukan terhadap jamaah shalat dan orang-orang yang hadir di Bab al-‘Amud, serta berbagai kelompok pemukim yahudi yang memasuki kawasan Masjid Al-Aqsha beberapa kali dengan melakukan penghinaan terhadap tempat suci ini.
Kementerian Wakaf menekankan dalam laporannya bahwa pasukan pendudukan telah memberlakukan berbagai pembatasan pada jamaah di Masjid Al-Aqsha, diantara bentuk yang dianggap sebagai penistaan Masjid al-Aqsha adalah :
- Menahan beberapa jamaah yang hendak memasuki Masjid untuk beribadah,
- Melarang mereka memasuki Masjid,
- Menyita bus yang membawa umat Islam yang akan memasuki Masjid,
- Mengepung bagian kota lama dan Masjid,
- Menciptakan berbagai rintangan yang menuju Masjid dan hal itu telah menjadi salah satu yang terpenting dari pembatasan tersebut.
Dalam pernyataannya, Departemen Wakaf Islam di Yerusalem menyebut para pemukim yahudi masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha melalui Gerbang Al-Magharibah yang dikuasai yahudi, yang ada di sebelah barat daya masjid. Begitu masuk ke dalam kompleks, para pemukim yahudi itu melakukan ritual keagamaan mereka.
Diantara bentuk penistaan terhadap Masjid al-Aqsha yang lain adalah peristiwa pembubaran para jemaah dan demonstran dengan kasar oleh tentara Israel terjadi pada Ahad (18/7). Israel juga disebut membiarkan ribuan ekstremis kaum yahudi memasuki kompleks Al Haram Al Sharif bahkan dilindungi oleh pihak tentara penjajah.
Aktivitas berdoa di tempat umum (dalam Masjid al-Aqsha) oleh para ekstremis yahudi pada Ahad (18/7) waktu setempat, yang dilaporkan media-media Israel, jelas melanggar kesepakatan, dan dianggap sebagai pelanggaran terhadap status quo sejak pendudukan Israel tahun 1967 silam.
Gangguan-gangguan terjadi saat jelang Idul Adha. Namun menurut kalender yahudi, Ahad (18/7) adalah hari Tisha b’Av yang diperingati sebagai hari kehancuran kuil yahudi lebih dari 2 ribu tahun lalu. Kuil itu dihancurkan pertama kali tahun 586 Sebelum Masehi oleh raja Nebukadnessar dari Persia/Iran, kuil kedua dihancurkan pada 70 Masehi oleh kaisar Titus dari Romawi.
Bentuk lain dari Penistaan terhadap Masjid al-Aqsha adalah kelakuan tentara penjajah yahudi yang biadab dengan menembaki para jamaah yang sedang melakukan salat berjamaah dan mengusirnya. Tentara-tentara penjajah yahudi dilaporkan menembakkan granat kejut dan gas air mata ke arah tempat suci bagi umat Islam yang memicu korban luka di kalangan jemaah Palestina dan memicu kerusakan terhadap situs tersuci ketiga bagi umat Muslim tersebut.
Bentuk lain penistaan Masjid al-Aqsho adalah dengan melarang para tokoh Islam untuk memasuki Masjid tersebut. Israel melarang Wakil Direktur Departemen Wakaf Islam Yerusalem, Syekh Najeh Bakirat, memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa selama enam bulan.” Menurutnya, otoritas Israel tidak memberikan alasan atas larangan tersebut.
Mengutip ancaman terhadap keamanan Israel. Israel melarang Bakirat memasuki Masjid Al-Aqsa 23 kali sejak 2001 dan menahannya sebanyak 13 kali.”Saya menolak perintah larangan Israel ini,” katanya. “Ini merupakan salah satu upaya Israel untuk mengosongkan Masjid Al-Aqsa sekaligus mengacaukan tugas Departemen Wakaf di Yerusalem,” lanjutnya. Dan ini adalah bentuk penistaan terhadap Masjid al-Aqsha
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyebut pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas eskalasi terbaru di kompleks Masjid Al-Aqsa.” Serangan oleh pasukan Israel dan para pemukim (yahudi) di Masjid Al-Aqsho memprovokasi sentimen rakyat kami dan memicu bahaya besar bagi stabilitas/keamanan kawasan”.
Dr. Muqoddam Cholil, M.A.